Teluk Dalam, Nias Selatan, Cahayapost.com
Sejumlah ketua organisasi keagamaan yang merupakan tokoh-tokoh yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pimpinan Lembaga dan Ormas Kristen (Forkopimgamas) Kabupaten Nias Selatan menyoroti kinerja Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Nias Selatan yang dinilai kurang optimal. Sorotan semakin tajam setelah beredarnya rekaman suara seorang pegawai Kemenag yang diduga merendahkan martabat masyarakat Nias Selatan.
Dalam rekaman yang beredar luas, diduga Kasubag T.U Kemenag Mila Karmila Sitompul, S.Pd.I., M.M terdengar menasihati bawahannya terkait profesionalisme kerja. Namun, pernyataan Mila Sitompul diduga mengandung ujaran yang tidak pantas dan berpotensi menimbulkan polemik di masyarakat.
Salah satu ungkapan yang diduga rekaman suara Mila Sitompul tersebut berbunyi, “Seperti profil orang Nias Selatan juga bapak ini, SDM rendah, dibilang tidak ngerti-ngerti”.
Menyikapi hal tersebut, salah satu tokoh Ormas, Sidi Adil Harita, menyampaikan kekecewaannya.
“Kami sangat menyesalkan adanya ucapan yang terkesan merendahkan sumber daya manusia (SDM-red) masyarakat Nias Selatan. Kami menuntut klarifikasi dan tindakan tegas dari pihak Kemenag terhadap oknum yang bersangkutan.” ujar Sidi Adil kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kemenag Nias Selatan, Jalan Baloho, Kecamatan Teluk Dalam, Rabu (19/2/2025).
Sidi Adil menegaskan bahwa Mila Karmila harus bertanggung jawab atas pernyataannya. Apa maksudnya dengan perkataannya itu? “Dia harus mempertanggungjawabkannya di hadapan masyarakat Nias Selatan, karena ini sudah termasuk pelecehan.” Tegasnya mantan Anaggota DPRD Nias Selatan itu.
Ketua Ormas lainnya, Yusuf Zagoto, juga menyoroti ketidakhadiran Plh. Kepala Kantor Kemenag Nias Selatan, Martinus Harefa, saat audiensi berlangsung. Menurutnya, ketidakhadiran tersebut mencerminkan kurangnya itikad baik dalam menyelesaikan permasalahan.
“Kami ini juga pimpinan, para ketua ormas. Kami datang dengan niat baik dan damai, tetapi kehadiran pimpinan Kemenag sangat kami harapkan untuk berdialog langsung” ujarnya.
Yusuf juga menyesalkan tata kelola administrasi dan pelayanan publik di Kemenag Nias Selatan yang dianggap kurang maksimal. Ia menilai ketidakhadiran pimpinan menyebabkan kebijakan berjalan tanpa koordinasi yang jelas.
“Permasalahan ini sudah viral, dan salah satu penyebabnya adalah pimpinan yang tidak berada di tempat sehingga staf membuat kebijakan sendiri-sendiri. Ini harus dievaluasi agar Kemenag dapat bekerja lebih profesional dan transparan.” tandasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Kemenag Nias Selatan belum memberikan tanggapan resmi terkait permasalahan yang disoroti para Ketua Ormas. Plh. Kakan Kemenag Nias Selatan, Martinus Harefa, masih belum berada di tempat untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut. (S.Wau)