Sedikit Petuah Untuk Menjadi Wartawan Media Online Yang Diperhitungkan.

Bung Fakha
banner 120x600

Ditulis Oleh: Bung Fakha (Faahakhododo Telaumbanua, S.H., C.PS., C.NS.)

 

ADVOKAT

Di era digital yang kian maju ini, Media Massa Online semakin menjamur, dan semakin banyak orang yang menyandang gelar Insan Pers, Wartawan atau Jurnalist. Hal ini sebenarnya tidak masalah, dan malah menjadi sebuah hal baik, apalagi bahwa Pers adalah merupakan salah satu pilar demokrasi yang mengawal perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara dimanapun, terlebih-lebih di Negara demokrasi seperti Indonesia.

Keberadaan Pers dan kebebasan Pers di Indonesia juga adalah dijamin dan diakui oleh Undang-Undang. Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum (Pasal 3 UU No. 40 tentang Pers), dan kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga Negara (Pasal 4 Ayat 1 UU No. 40 tentang Pers).

Namun, yang menjadi persoalan di dunia Pers atau Jurnalistik saat ini adalah bahwa terkadang Wartawan dipandang sebelah mata atau kurang diperhitungkan, Wartawan terkadang dicap sebagai Wartawan bodrex, dan terkadang dianggap hanyalah oknum yang suka menakut-nakuti dan memeras.

Mengapa hal ini terjadi? Menurut hemat penulis berdasarkan pengalaman selama ini, bahwa ini terjadi karena sudah terbangun rasa benci terhadap dunia Pers atau Jurnalistik selama ini akibat dari oknum-oknum nakal yang berlindung dibalik KTA (Kartu Tanda Anggota) Wartawan, gampangnya seseorang menjadi Wartawan tanpa pendidikan dan pengetahuan jurnalist yang memadai, bahkan parahnya, ada saja orang yang tak bisa baca tulis, tetapi menjadi Wartawan dengan modal KTA dan Surat Tugas dari Redaksi.

Wartawan memang ibarat buah simalakama, antara dibenci dan dirindukan oleh masyarakat. Dikala masyarakat mengalami masalah atau kesulitan dan hendak menyampaikan aspirasi kepada Pemerintah atau pihak tertentu, namun mereka memiliki keterbatasan, maka pastinya, masyarakat mencari Wartawan untuk membantu atau mendampingi mereka untuk berjuang. Namun, anehnya, ketika Wartawan menuliskan sesuatu berita yang kurang baik atas perilaku seseorang atau sebuah institusi, sekalipun itu adalah fakta, maka pastinya bahwa orang pribadi atau orang-orang dalam institusi tersebut beserta family dan koleganya menyalahkan, mencaci-maki, mengutuki, dan membenci Wartawan.

Namun demikian, menjadi Wartawan bukanlah pekerjaan yang salah, serta bukan pula pekerjaan yang hina. Wartawan adalah sebuah profesi mulia yang mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat, turut serta dalam membangun dan memperbaiki Bangsa dan Negara jika profesi ini dijalankan dengan benar dan baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, etika, moral, dan iman.

Sesungguhnya, alangkah lebih baik jika banyak insan yang akan memilih menjadi Wartawan di dunia ini, karena jika tidak ada Wartawan, bisa dipastikan tirani pemerintahan atau kekuasaan akan semakin kuat, korupsi dan penyelewengan semakin subur, dan pastinya masyarakat akan kembali ke jaman jahiliyah, jaman kebodohan dan kegelapan. Namun tentunya, haruslah menjadi Wartawan professional, beritikad baik, dan diperhitungkan.

Maka, bagi yang berminat berkarir di dunia Pers atau Jurnalistik, silahkan saja, namun, perlu membekali diri dengan ilmu dan keahlian yang mumpuni sehingga akan menjadi insan Pers atau Wartawan yang diperhitungkan, minimal dalam sebuah komunitas kecil.

Berikut, Penulis akan mencoba berbagi sedikit petuah untuk menjadi Wartawan Media Onlien yang diperhitungkan, seorang Wartawan sebaiknya memiliki beberapa hal ini:

 

  1. Pengetahuan Dasar Yang Memadai Tentang Pers.

 

Pengetahuan dasar yang memadai tentang Pers adalah modal awal seseorang yang ingin berkecimpung di dunia Pers atau Jurnalistik. Jika ini tidak ada, bisa jadi bahwa oknum Wartawan yang hanya bermodalkan KTA dan Surat Tugas akan menjadi Wartawan bodrex, tukang peras, dan tentunya akan merusak citra Pers di mata masyarakat. Maka, sangat perlu sekali, seorang Wartawan mengikuti Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Jurnalistik, atau setidaknya, magang bersama Wartawan senior yang sudah punya pengetahuan yang mumpuni mengenai dunia Pers.

Mengapa Diklat atau magang Jurnalistik itu sangat penting, karena banyak hal tentang Jurnalistik tidak diajarkan di bangku sekolah atau kuliah, sehingga Sarjana sekalipun, belum tentu mampu menjadi Jurnalist.

Pengetahuan dasar ini setidaknya adalah pengertian Pers, Jurnalistik, Wartawan, Media Massa, sejarah dan perkembangan Pers, Hukum Pers, azas Pers, fungsi Pers, peranan Pers, hak dan kewajiban Pers, Perusahaan Pers, Dewan Pers, Kode Etik Jurnalistik (KEJ), rumusan penulisan berita 5W+1H.

Sedikit berbagi, sekalipun banyak pengertian Pers menurut para ahli, namun Penulis lebih suka memakai defenisi menurut  Oemar Seno Adji (Pakar Komunikasi), dia mengatakan, Pers dalam arti sempit, yaitu penyiaran‐penyiaran pikiran, gagasan, atau berita‐berita dengan kata tertulis, dan Pers dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata‐kata tertulis maupun dengan lisan.

Kemudian, menurut Pasal 1 Ayat 1 UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers, Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

Lebih lanjut mengenai pengetahuan dasar tentang Pers ini akan dibahas lebih mendalam di lain kesempatan, dan atau bisa juga pembaca mencari berbagai referensi tentang itu, baik melalui Diklat Jurnalistik, maupun melalui tulisan-tulisan dan buku-buku.

 

  1. Komunikasi yang Bagus.

 

Seorang Wartawan wajib memiliki komunikasi yang bagus dan baik kepada semua orang. Dalam berkomunikasi juga, seorang Wartawan perlu menerapkan etika yang baik.

Komunikasi yang baik sangat perlu, baik dalam melakukan konfirmasi jarak jauh melalui telephone / handphone, pesan singkat, atau pesan WhastApp, maupun wawancara langsung.

Selain itu, dengan komunikasi yang baik, seorang Wartawan akan mampu menggali-korek informasi-informasi dari Narasumber, dan bisa membuat Narasumber lebih rileks dan nyaman ketika diwawancarai.

 

  1. Skil Menulis yang Baik.

 

Prodak seorang Wartawan adalah tulisan, maka sangat-sangat penting bahwa seorang Wartawan harus memiliki skil atau keterampilan menulis yang baik.

Tulisan yang disajikan harus mudah dipahami dan dicerna oleh pembaca, sehingga pembaca mudah memahami peristiwa atau maksud dan tujuan dari tulisan tersebut. Sebaiknya, tulisan itu terstruktur atau tersusun rapi dengan jelas, harus jelas dimana awal dan dimana akhir, jangan belepotan atau amburadul.

Penulisan berita juga harus memenuhi rumusan 5W+1H (What, Who, When, WhyWhere, dan How), atau dalam bahasa Indonesia adalah Apa, Siapa, Kapan, Mengapa, Dimana, dan Bagaimana.

Perlu pula diperhatikan, kapan menggunakan huruf kapital, dan tanda baca, seperti tanda kutip, bagaimana menulis gelar, jabatan, dan bagaimana menulis kalimat langsung dan kalimat tidak langsung. Semisal, kalimat langsung atau apa yang langsung dikatakan oleh Narasumber itu, didalam berita harusnya ditulis dengan menggunakan tanda kutip dua, dan diakhiri dengan kata-kata ‘imbuhnya, ungkapnya, ujarnya, atau tambahnya’ setelah tanda kutip dua.

 

  1. Mental yang Kuat.

 

Mental yang kuat atau mental baja sangat perlu dimiliki oleh seorang Wartawan. Jika seorang Wartawan hanya memiliki mental kerupuk atau mental tempe, maka pastinya tidak akan sanggup menuliskan berita-berita yang pantas diperhitungkan, dan tidak akan mampu menemui dan konfirmasi Narasumber atau pihak-pihak yang hendak diberitakan.

Menjadi Wartawan pasti banyak tantangannya, banyak ancamannya, karena setiap berita menohok yang ditulis oleh Wartawan pasti ada pihak lain yang tidak senang.

 

  1. Relasi yang Luas.

 

Seorang Wartawan juga perlu memiliki relasi yang luas, mulai dari orang biasa sampai kepada para Pejabat, kalaupun tidak begitu akrab, setidaknya kenal dan bisa komunikasi kapan saja.

Relasi yang luas akan memudahkan Wartawan untuk mendapatkan informasi dan melakukan konfirmasi kepada pihak-pihak terkait atau pihak pihak yang tepat.

Selain itu, relasi yang luas juga bisa menjadi tameng untuk menghindari Wartawan dari berbagai ancaman.

 

  1. Mampu Mengoperasikan Kamera, Rekaman, Android, Komputer, dan Internet.

 

Seorang Wartawan wajib mampu mengoperasikan alat-alat ini, kamera, rekaman, HP android, komputer, dan jaringan internet.

Hampir semua orang memang mampu menggunakan dan mengoperasikan kamera, tetapi tidak semua mampu menjadi fotografer yang baik. Seorang Wartawan harus bisa menjadi fotografer yang baik dan lihai. Wartawan harus bisa mengambil foto dadakan, tersembunyi, dan juga foto dengan pose-pose yang diatur.

Begitu juga rekaman, ini sangat penting untuk merekam baik audio maupun video atas suatu peristiwa atau wawancara, termasuk rekaman tersembunyi atas sebuah wawancara.

Mengoperasikan HP android, komputer dan internet adalah hal yang harus mampu dilakukan oleh Wartawan, jika tidak, maka bagaimana mungkin Wartawan bisa menulis berita dan mengirimkan rilisan ke Redaksi. Jikapun tak mampu mengoperasikan komputer, setidaknya, mampu menggunakan HP android untuk bisa mengetik berita yang hendak dikirimkan ke redaksi melalui jaringan internet.

 

  1. Suka Membaca.

 

Seorang Wartawan harus suka membaca, hal ini untuk menambah pengetahuan. Disadari atau tidak, Wartawan itu sesungguhnya dituntut harus punya pengetahuan yang banyak di berbagai bidang sebagai bahan untuk menuliskan berbagai berita atau tulisan yang layak diperhitungkan.

Selain itu, terkadang Wartawan akan menjadi tempat orang bertanya dan mengadu, dan pertanyaan atau pengaduan dari masyarakat itu tentu bermacam ragam, maka Wartawan perlu pengetahuan yang luas, dan untuk itu, seorang Wartawan harus suka membaca berbagai hal, berbagai ilmu.

 

  1. Wawasan yang Luas.

 

Sebagaimana tertulis diatas, bahwa Wartawan mau tidak mau dituntut punya pengetahuan yang luas, maka wawasan Wartawan itu harus luas. Ini sangat penting, selain agar Wartawan bisa menulis berbagai hal dengan baik dan benar, juga agar mampu menjawab berbagai keluhan masyarakat yang datang bertanya, dan mampu menjadi solusi ditengah-tengah masyarakat Bangsa dan Negara.

 

  1. Prinsip dan Karakter.

 

Seorang Wartawan harus punya prinsip yang kokoh dan karakter yang baik dan kuat. Hal ini sangat penting, jangan sampai Wartawan suka terombang-ambing, dan gampang dibeli dengan murah.

Wartawan juga adalah manusia, yang tentunya butuh amunisi dan penguatan dalam menjalankan profesinya. Namun, jangan sampai menjalankan profesi semata-mata hanya karena bayaran, apalagi jika memutarbalikkan fakta dengan mudah oleh karena pesanan pihak tertentu.

Mendapatkan ucapan terimakasih yang resmi atas jasa kehadiran dalam suatu acara, atau sebentuk rekening koran adalah hal yang lumrah, itu resmi, tetapi jangan sampai membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar hanya karena bayaran.

Sebaiknya, Wartawan menyajikan berita yang benar dan tidak menyesatkan, menghormati asas cover both side, yang berarti jurnalis dan semua yang terkait dengan pers tidak boleh menyampaikan informasi yang memihak salah satu pihak. Memberikan kesempatan kepada semua pihak untuk menyampaikan pendapat atau klarifikasi dan koreksi.

 

  1. Kepekaan dan Kepedulian yang Tinggi.

 

Seorang Wartawan sebaiknya memiliki kepekaan yang tinggi atas berbagai kejadian penting dan layak berita, serta ketidakadilan yang terjadi disekitarnya, serta memiliki kepedulian yang tinggi untuk turut serta mengangkat berbagai hal yang menyeleweng itu di permukaan atau dihadapan publik, untuk mendapat perhatian dan perbaikan.

 

  1. Rasa Cinta yang Mendalam.

 

Yang terakhir adalah rasa cinta yang mendalam. Ini berada dibagian terakhir, bukan berarti ini bisa dikesampingkan atau ditiadakan, tetapi semua bagian yang telah penulis uraikan diatas, harus bisa didudukkan sama rata dalam diri seorang Wartawan.

Tadinya penulis hendak meletakkan bagian ini di poin pertama, namun, karena yang dibahas adalah mengenai dunia Jurnalistik, maka perlu mendahului tulisan ini dengan bagian tentang pengetahuan dasar jurnalistik.

Cinta yang mendalam akan pekerjaan itu sangat penting, apapun itu pekerjaannya. Tanpa cinta, kita takkan mungkin sanggup untuk menjalani atau mengerjakan apapun.

Apapun pekerjaan kita,

berapa banyak pun pekerjaan kita,

ketika kita mencintai pekerjaan itu,

ketika kita bisa memanagemen waktu kita,

maka tidak ada pertentangan dan tidak ada yang terabaikan,

semua bisa dikerjakan dan diselesaikan dengan baik.

 

Suatu ketika, Penulis pernah ditanya, “Apakah Bung tidak capek, lelah, atau jenuh dengan berbagai pekerjaan atau aktivitas yang cukup banyak dan rumit?”

Penulis menjawab:

Apapun itu, pekerjaan, jabatan, atau apapun aktivitas itu, jika dianggap ringan, maka semuanya ringan, jika dianggap berat, maka bisa menjadi lebih berat, kembali kepada tiga hal, yakni Cinta, tanggung jawab, dan management waktu. Jika kita memiliki rasa cinta, tanggung jawab, dan management waktu yang baik atas segala pekerjaan, jabatan, dan berbagai aktivitas yang kita miliki, maka atas perkenaan Sang Khalik, semuanya akan terasa ringan, gampang, menyenangkan, dan terlaksana dengan baik. Jadi, kembali kepada rasa Cinta, tanggung jawab, dan management waktu“.

 

Dan yang paling terakhir, satu hal yang perlu diingat, pekerjaan, tugas, dan jabatan anda sekecil apapun adalah amanah, merupakan kewajiban dan tanggungjawab anda sepenuhnya, baik secara lahir, batin, moral, dan rohani. Anda tidak boleh menyepelekannya. Sebab, pertanggungjawaban anda bukan hanya sekedar pertanggungjawaban sosial kepada Manusia, tetapi lebih sebagai tanggungjawab moral dan rohani kepada Tuhan Sang Khalik, karenanya, lakukanlah kewajiban anda sepenuh jiwa, dengan penuh cinta, ketulusan dan keikhlasan hati, sekalipun tanpa upah duniawai, sebab upahmu yang maha besar ada kepada Tuhan Penguasa Semesta Alam.

 

 

Lasara Sawo, Nias Utara, Sumatera Utara, 03 Desember 2023

 

*Penulis saat ini adalah Advokat (Pimpinan Kantor Hukum Bung Fakha & Rekan dan Direktur LBH Cahaya Keadilan Masyarakat / LBH CKM), Ketua DPC Himpunan Advokat Pengacara Indonesia (HAPI) Kep. Nias, Jurnalist (Pendiri dan Pimpinan Redaksi Media Onlien Nasional Cahayapost.com, Media Online Sinaryaahowu.com), Direktur PT. Media Cahaya Sarara Teholi, Ketua Umum DPP LSM F-PON, Direktur Eksekutif LSM L-SINARY, Penggiat Perlindungan Anak (Sekretaris Pusat Pusat Pengembangan Anak / PPA BNKP Jemaat Figalame), Sekretaris BPD Lasara Sawo, Pengajar / Pemateri Diklat Jurnalistik di Media Cahaya Group, Pengajar / Pemateri di Diklat Paralegal LBH CKM, Pengajar / Pemateri PKPA (Pendidikan Khusus Profesi Advokat) HAPI, dan sejumlah aktifitas lainnya. Sebelumnya juga pernah mendirikan Koran TKP, Koran Sinar Ya’ahowu, Majalah Sinar Ya’ahowu, dan Media Online Umum Cahayapena.com, pernah aktif di beberapa organisasi lainnya, dan termasuk di Partai Politik. Selain menulis berita fakta, juga sudah banyak menulis opini, cerpen, dan puisi.

 

Alamat Kantor: Jl. K.L. Yos Sudarso Km. 5 Hilihao, Kota Gunungsitoli, Propinsi Sumatera Utara. HP / WA: 081370071145.

 

Catatan: Tulisan ini pertama kali diterbitkan di Cahayapost.com dan Sinaryaahowu.com pada 04 Desember 2023, namun linknya tidak bisa dibagikan di Facebook, hal ini tidak diketahui betul penyebabnya, apakah FB alergi dengan tulisan ini atau ada beberapa pihak yang mengclaim tulisan ini atau mungkin tidak senang dengan tulisan ini. Semoga link kali ini bisa dishare ke beberapa Medsos, dan tidak lagi dihapus oleh beberapa Medsos.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *