Diduga Lagi Asyik Cabuli Anak Dibawah Umur, Kapus Lahusa Lurusan Hati Harefa, S.K.M Digerebek di Rumah Kosong Bersama Si Gadis.

Foto: Lurusan Hati Harefa, S.K.M. (Kepala Puskesmas Lahusa) usai digerebek bersama CH. (Sumber: istimewah)
banner 120x600

Teluk Dalam, Nias Selatan, Cahayapost.com

Diduga lagi asyik cabuli anak dibawah umur, CS, Kepala Puskesmas Lahusa, Lurusan Hati Harefa, S.K.M digerebek di sebuah rumah kosong bersama si Gadis di Desa Bawöotalua, Kec. Lahusa, Kab. Nias Selatan, Propinsi Sumatera Utara, Rabu (10/01/2024), sekitar pukul 21.00 WIB malam.

ADVOKAT

Kanit PPA Sat Reskrim Polres Nias Selatan, J. Pardede yang dikonfirmasi langsung awak Media ini di Polres Nisel pada Kamis (11/1/2024) sekitar Pukul 12.07 WIB membenarkan bahwa Kapus Lahusa bersama CS telah digerebek warga dan telah diamankan di Polres Nisel.

“Yang menangkap Kapus ini keluarganya si Perempuan di sebuah rumah kosong yang sedang di bangun dekat Polsek Lahusa, keluarga si perempuan di bawalah Kapus ini ke Polsek Lahusa, dan Polsek Lahusa bersama keluarga perempuan mereka bawalah  kemari di Polres dan diamankan sementara karena lagi melakukan mediasi mereka di kampung, itu tergantung korbannya, sampai sekarangpun belum buat Laporan Polisi (LP)” tutur Pardede.

Kasat Reskrim Polres Nisel, Freddy Siagian, S.H. yang juga dikonfirmasi melalui via WhatsAap pribadinya pada Kamis (11/1/2024) mengatakan perkara ini masih penyelidikan. “Masih penyelidikan pak, sampai sekarang belum ada kami terima terkait laporan polisi terkait masalah Kapus  dan Kapusnya telah di amankan” jawab Freddy.

Ditanya Mengapa bisa diamankan kalau tidak ada Laporan? Freddy pun menjawab “Yang mengamankan pihak dari perempuan bersama Polsek”.

 

Salah satu tokoh masyarakat dari Lahusa, Samahatö Bu’ulölö yang juga Anggota DPRD Kabupaten Nias Selatan yang dikonfirmasi via telepon selulernya pada Kamis (11/1/2024) juga membenarkan kejadian itu.

Dikatakannya, perbuatan Kapus Lahusa itu merupakan pelanggaran norma adat, norma sebagai ASN, apa lagi si perempuan  sebagai stafnya sendiri.

“Dia bukan seorang panutan, bukan seorang pemimpin, pemimpin itu sebagai teladan, jadi tidak bisa dipercaya pada unit kerja atau di instansi kerja, apalagi Puskesmas yang banyak disitu pegawainya perempuan para Bidan, Perawatnya cewek banyak” Samahatö.

Hingga berita ini tayang, awak Media ini mencoba menghubungi orang tua (Ayah) korban melalui telepon selulernya namun tidak merespon. Begitu juga pihak Lurusan Hati Harefa, sampai saat ini belum bisa dikonfirmasi, dan akan dilakukan upaya konfirmasi lanjutan. (S. Wau)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *